A. PENDAHULUAN
Keragaman hayati (biodiversity atau biological diversity) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekayaan berbagai
bentuk kehidupan di bumi ini mulai dari organisme bersel tunggal sampai
organisme tingkat tinggi. Keragaman hayati mencakup keragaman habitat,
keragaman spesies (jenis) dan keragaman genetik (variasi sifat dalam spesies).
Masyarakat dimanapun berada merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai organisme lain yang ada pada habitat
tersebut dan membentuk suatu sistem ekologi dengan ciri saling tergantung satu
sama lain. Masyarakat secara alamiah telah mengembangkan pengetahuan dan
teknologi untuk memperoleh kehidupan dari keragaman hayati yang ada di
lingkungannya baik yang hidup secara liar maupun budidaya. Misalnya masyarakat
pemburu memanfaatkan ribuan jenis hewan dan tumbuhan untuk makanan, obat-obatan
dan tempat berteduh. Masyarakat petani, peternak dan nelayan mengembangkan
pengetahuan dan teknologi untuk memanfaatkan keragaman hayati di darat, sungai,
danau dan laut untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup mulai dari makanan,
pakaian, perumahan sampai obat-obatan. Masyarakat industri memanfaatkan
keragaman hayati untuk menghasilkan berbagai produk industri seperti tekstil, industri
makanan, kertas, obat-obatan, pestisida, kosmetik. Ilustrasi ini menggambarkan
bagaimana keragaman hayati sangat erat hubungannya dengan masyarakat tanpa
memandang tingkatan penguasaan teknologi, status sosial ekonomi maupun budaya.
Dengan demikian, keragaman hayati adalah tulang punggung kehidupan, baik dari
segi ekologi, sosial, ekonomi maupun budaya.
Indonesia adalah salah satu pusat
keragaman hayati terkaya didunia. Di Indonesia terdapat sekitar 25.000 spesies
tumbuhan berbunga (10% dari tumbuhan berbunga dunia). Jumlah spesies mamalia
adalah 515 (12% dari jumlah mamalia dunia). Selain itu ada 600 spesies
reptilia; 1500 spesies burung dan 270 spesies amfibia. Diperkirakan 6.000
spesies tumbuhan dan hewan digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Ada sekitar 7.000 spesiers ikan air tawar maupun laut
merupakan sumber protein utama bagi masyarakat Indonesia (Shiva, 1994).
Keanekargaman hayati Indonesia adalah
sumber daya yang penting bagi pembangunan nasional. Sifatnya yang mampu
memperbaiki diri merupakan keunggulan utama untuk dapat di manfaatkan secara
berkelanjutan. Sejumlah besar sektor perekonomian nasional tergantung secara
langsung ataupun tak langsung dengan keanekaragaman flora-fauna, ekosistem
alami dan fungsi-fungsi lingkungan yang dihasilkannya. Konservasi
keanekaragaman hayati, dengan demikian sangat penting dan menentukan bagi
keberlanjutan sektor-sekrtor seperti kehutunan, pertanian, dan perikanan,
kesehatan, ilmu pengetahuan, industri dan kepariwisataan, serta sektor-sektor
lain yang terkait dengan sektor tersebut.
B. MANFAAT SOSIAL
Indonesia memiliki sekitar 350 suku dengan
keanekaragaman agama, kepercayaan dan adat istiadat. Dalam upacara ritual
keagamaan atau adat, banyak digunakan keanekaragaman hayati. Contohnya umat
Islam menggunakan sapi dan kambing dewasa pada setiap hari raya Qurban,
sedangkan umat Kristen memerlukan pohon cemara setiap Natal. Umat Hindu
membutuhkan berbagai spesies keanekaragaman hayati untuk setiap upacara
keagamaan yang dilakukan.
Budaya Keanekaragaman hayati dapat
dikembangkan sebagai tempat rekreasi atau pariwisata, di samping untuk
mempertahankan tradisi. Banyak spesies pohon di Indonesia yang dipercaya
sebagai pengusir roh jahat atau tempat tinggal roh jahat seperti beringin dan
bambu kuning (di Jawa). Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai spesies
tumbuhan yang dianggap mempunyai nilai magis untuk ramuan memandikan mayat.
Misalnya limau, daun kelapa, pisang, dan rempah-rempah lainnya. Pada upacara
Ngaben di Bali digunakan 39 spesies tumbuhan. Dari 39 spesies tersebut banyak
tumbuhan yang tergolong sebagai penghasil minyak atsiri dan bau harum seperti
kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana. Jenis lain, yaitu dadap
dan tebu hitam diperlukan untuk menghanyutkan abu ke sungai.
Masyarakat Indonesia ada yang menetap di
wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun dekat dengan wilayah perairan.
Masyrakat tersebut telah terbiasa dan menyatu dengan keadaan lingkungan
sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan kebiasaan
yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran tinggi.
Masyarakat tersebut yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan
memiliki aturan tertentu dalam upaya memanfaatkan tumbuhandan hewan. Masyarakat
memiliki kepercayaan tersendiri mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan
tersebut, keanekaragaman hayati akan terus terjaga kelestariannya.
C. MANFAAT EKONOMI
Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora)
dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis kayu
memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakay Indonesia maupun untuk kepentingan
ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu,
meranti, dan jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa
tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat-oabatan dan kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri. Dua pertiga
wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang
bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan
yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber
bahan makanan yang mengandung protein.
D. MANFAAT EKOLOGI
Keanekaragaman hayati merupakan komponen
ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis
memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara
lain: a. Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis
dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat
mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. b. Dapat
menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban
udara.
Selain berfungsi untuk menunjuang
kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan
keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam
ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai
contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika
kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol
populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di
mana-mana terjadi hama tikus.
Tumbuhan merupakan penghasil zat organik
dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan
dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman
yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah
merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi
merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian
hari.
E. MANFAAT FARMASI
Manusia telah lama menggunakan sumber daya
hayati untuk kepentingan medis. Sedikitnya ada 5.100 spesies tumbuhan
digunakan masyarakat untuk ramuan obat cina. Sekitar 80% penduduk di Dunia
ketiga (lebih kurang 3 milyar) tergantung pada pengobatan tradisonal (Shiva,
1994). Selain pengobatan tradisional, pengobatan moderenpun sangat tergantung
pada keragaman hayati terutama tumbuhan dan mikroba.
Masyarakat Aborigin Australia misalnya,
menggunakan banyak sekali tanaman lokal sebagai obat-obatan. Sebagian
kecil obat-obatan Aborigin telah dipergunakan secara luas sebagai obat-obatan
di Barat, seperti minyak eukaliptus untuk melegakan infeksi jalur pernafasan,
akan tetapi saat ini lebih banyak lagi yang sedang diteliti. Sumber daya dari
tanaman liar, hewan dan mikroorganisme juga sangat penting dalam pencarian
bahan-bahan aktif bidang kesehatan. Banyak obat-obatan yang digunakan
saat ini berasal dari tanaman; beberapa antibiotik, berasal dari
mikroorganisme, dan struktur kimia baru ditemukan setiap saat.
F. MANFAAT INDUSTRI
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan
sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya
untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri
misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan
untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk
industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah,
misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit
dan karet.
G. MANFAAT ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak
lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih
banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui
manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan.
Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.
Keanekaragaman hayati merupakan lahan
penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.
Masih banyak yang bisa dipelajari tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya
hayati secara lebih baik, bagaimana menjaga dasar genetik dari sumber daya
hayati yang terpakai, dan bagaimana untuk merehabilitasi ekosistem yang
terdegradasi. Daerah alami menyediakan laboratorium yang baik sekali
untuk studi seperti ini, sebagai perbandingan terhadap daerah lain dengan
penggunaan sistem yang berbeda, dan untuk penelitian yang berharga mengenai
ekologi dan evolusi. Habitat yang tidak dialih fungsikan seringkali
penting untuk beberapa pendekatan tertentu, menyediakan kontrol yang
diakibatkan oleh perubahan mengenai sistem pelelolaan yang berbeda dapat diukur
dan dilakukan.
H. ANALISIS
Tumbuhan, hewan dan mikroorganisme
penghuni bumi ini, saling berinteraksi didalam lingkungan fisik suatu
ekosistem, merupakan fondasi bagi pembangunan berkelanjutan. Sumber daya hayati
dari kekayaan kehidupan ini mendukung kehidupan manusia dan memperkaya aspirasi
serta memungkinkan manusia untuk beradaptasi dengan peningkatan kebutuhan
hidupnya serta perubahan lingkunganya.
Pada saat manusia memasuki revolusi
industri, ada kurang lebih 850 juta jenis flora-fauna yang bersama-sama
menghuni bumi. Pada saat ini, dengan populasi manusia sekitar enam kali, dan
dengan tingkat konsumsi sumber daya yang berlipat jauh lebih besar, peningkatan
kapasitas alam melalui upaya budi daya dan pengelolaan sumber daya tidak mampu
mengikuti peningkatan pertumbuhan populasi dan kebutuhan hidupnya.
Dari komponen-komponen keanekaragaman
hayati, baik diperoleh langsung dari alam maupun melalui budi-daya, umat
manusia memperoleh semua bahan pangan dan sejumlah besar obat-obatan, serat bahan
baku industi. Sumbangan perekonomian dari pemanenan komponen keanekaragaman
hayati dari alam saja telah mennyumbang empat setengah persen GDP Amerika, atau
bernilai 87 milyar dollar pada akhir tahun 1970. Perikanan lepas pantai, yang
berasal dari jenis-jenis non budi daya telah menyumbang sekitar 100 juta ton
bahan pangan. Pada beberapa negara berkembang masyarakat masih mencari bahan
kebutuhan pangan pokok mereka dari alam. Umbi-umbian, dan sagu di Irian jaya,
dan beberapa sumber karbohidrat utama di beberapa negara masih diperoleh
langsung dari alam .
Nilai komponen keanekaragaman hayati yang
dibudidayakan jauh lebih besar lagi. Pertanian menyumbang sekitar 32 persen
dari GDP negara-negara berkembang. Perdagangan produk pertanian pada tahun 1989
mencapai 3 triliyun dolar. Komponen keanekaragaman hayati juga penting bagi
kesehatan manusia. Sebelum industri sintesa muncul, semua bahan obat-obatan
diperoleh dari alam, dan bahkan sekarang bahan-bahan alami ini masih vital.
Obat-obatan tradisional mendukung pemeliharaan kesehatan bagi sekitar 80 %
penduduk negara berkembang, atau lebih dari tiga milyar jiwa secara
keseluruhan. Pengobatan tradisional saat ini di dorong perkembangannya oleh
Badan Kesehatan Dunia WHO, dan juga di banyak negara,termasuk negara maju.
Demikian juga untuk pengobatan modern,
seperempat dari resep obat-obatan yang di berikan Amerika Serikat mengandung
bahan aktif yang diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan lebih dari
3000 antibiotik, termasuk penisilin dan tetrasiklin, diperoleh dari
mikroorganisma. Siklosporin, di kembangkan dari suatu kapang tanah, merupakan
penemuan revolusioner bagi transplantasi jaringan manusia, seperti untuk
jantung dan ginjal, karena mampu menekan efek penolakan tubuh atas organ baru.
Aspirin dan banyak obat-obatan lainnya yang sekarang mampu disintesakan
kimiawi, pertama kali diekstraksi dari tumbuhan liar. Senyawa-senyawa yang
diekstraksi dari tumbuhan, mikroba dan hewan merupakan komponen dalam perumusan
20 obat-obatan terlaris di Amerika yang mencapai angka perdagangan sebesar 6
milyar dolar pada tahun 1988.
Komponen keanekaragaman hayati juga
mempunyai fungsi sebagai komoditi pariwisata. Diseluruh dunia, pariwisata alam
menghasilkan sekitar 2 hingga 12 milyar dolar pendapatan setiap tahun.
Selain fungsi ekonomi seperti tersebut
diatas, keanekeragaman hayati mempunyai fungsi sosial dan ekologis. Fungsi
sosial keanekaragaman hayati adalah memberikan kesempatan atau lapangan kerja,
bagian dari elemen spiritual masyarakat yang membentuk budaya setempat, serta
membentuk jati diri masyarakat. Nilai spiritual dan aspirasi dari fungsi sosial
ini juga mempengaruhi atau meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat. Fungsi
ekologis keanekaragaman hayati berkaitan dengan proses-proses ekologis keaneka
ragaman hayati, yaitu proses pertumbuhan, perkembangbiakan, dan evolusi.
Tumbuhan menghasilkan oksigen dan menyaring polutan udara, memberikan mutu
udara yang diperukan untuk pernafasan manusia serta makhlluk hidup lainnya.
Proses mikroorganisme tanah memperbaiki kondisi kimiawi dan biologis tanah,
struktur tanah serta kesuburan tanah secara umum, serta proses-proses lainnya
mendukung kehidupan manusia dalam hal memberikan kualitas kehidupan yang lebih
baik.
Fungsi, jasa dan produk komponen
keanekaragaman hayati diatas, serta besarnya nilai ekonomi yang dihasilkan
tidak akan dapat diperoleh secara lestari jika sumber dayanya sendiri tidak
dikelola secara lestari. Dari gambaran di atas, dapat di ketahui bahwa
keanekaragaman hayati berperan sangat penting dan vital untuk menjamin
kehidupan dan kesejahteraan umat manusia. Mulai dari mutu udara, mutu air, mutu
tanah, dan mutu lingkungan secara keseluruhan, hingga untuk pemenuhan kebutuhan
dasar manusia, semuanya tergantung secara langsung maupun tak langsung pada
keanekaragaman hayati.
I. KESIMPULAN
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam.
Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman
hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman
hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai
variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua
faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara
faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Kegiatan manusia dapat menurunkan
keanekaragaman hayati, baik keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman
lingkungan. Namun di samping itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan
keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota, dan
pemuliaan.
Keragaman hayati merupakan komponen
penyusun ekosistem alam yang mempunyai
peran sangat besar baik ditinjau dari segi
ekologis, sosial, ekonomis maupun budaya.
Perubahan ekologis, sosial, ekonomi dan
budaya akan terjadi bila dalam perjalanan sejarah keragaman hayati terancam dan
berubah menjadi keseragaman hayati. Teknologi yang berkembang yang diilhami
oleh keragaman hayati hendaknya digunakan semaksimal mungkin untuk melestarikan
keragaman hayati itu sendiri, bukan sebaliknya menghancurkan keragaman hayati.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati
bagimasyarakat harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan manfaat yang
berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi
juga untuk generasi yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar