nama artikel

Rabu, 26 Februari 2014

Kenakalan Remaja


 Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:  192)
 Prilaku Menyinpang
Dalam kehidupan masyarakat, tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk erperilaku sesuai dengan perilaku yang dianggap baik oleh masyarakat. Proses sosialisasi yang dibangun melaluiinteraksi social tidak selamanya menghasilkan pola-pola perilaku taat nilai dan norma ( comfomity . adakalanya proses sosialisasi tersebut justru menghasilkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Tindakan yang tidak sesuia dengan nilai dan norma tadi disebut perilaku menyimpang. Faktor Umum Penyebab perilaku Menyimpang
1.      Ketidaksanggupan menyerap nilai dannorma yang berlaku dalam masyarakat.
2.      Prosesbelajar yang menimpang.
3.      Keteganan antara kebudayaan dan struktur sosial.
4.      Ikatan sosial yang berlaianan dan pengaruh kelompok sosial.
5.      Akibat prosese sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang.
6.      Akibat proses sosialisasi tidak sempurna.
7.      Desakan factor ekonomi.
8.      Faktor budaya tau transisi yang menyimpang.
Perilaku menyimpang dapat pula disebabkan oleh factor biologis. Hal ini sesuai hasil penelitian seorang kriminolog yang bekerja di penjara Italia bernama Casare Lambroso. Ia mengoolongkan para narapidana berdasarkan ukuran fisik. Darai hasil penggolongan itu ia menemukan bahwa ada cirri-ciri fisik khas yang sama pada semua narapidana, yaitu dahi pendek, rahang menonjol, tulang pipi jelas, telinga brsar dan melebar, serta tubuh berbulu. 

Bentuk Penyimpangan yang Dilakuaknoleh Remaja
a.      Homoseksualitas dan lesbian
Sebenarnya homoseksualitas dan lesbian bukan masalah baru, melainkan sudah ada sejak awal masa sejarah manusia. Data statistic menunjukan, 8-10 juta populasi pria atau wanita Indonesia pada suatu waktu terlibat pengalaman homoseksual atau lesbian. Dan hal ini juga marak terjadi pada remaja. Dari jumlah ini sebagian besar terus melakukannya.
Istilah homo seksual dan lesbian sangat erat kaitannya dengan orientasi seksual individu. Orientasi seksual biasaya digunakanuntuk menjelaskan kecenderungan seseorang tertarik secara seksual pada jenis kelamin tertentu, dengan orang yang memiliki jenis kelamin yang sama atau yang berjenis kelamin berbeda. Orientasi seksusi ini dibedakan dalam dua kategori, yaitu homoseksual dan heteroseksual. Sebutan homoseksual diberikan kepada orang-orang yang secara seksual lebih tertarik kepada orang yang berjenis kelamin sama.
Gay adalah laki-laki yang mencintai laki-laki sedangkan lesbi adalah wanita yang mencintai wanita lain. Pria atau wanita tertarik baik secara emosional maupun seksual terhadap laki-laki atau wanita lain. Banyak gay dan lesbian  yang meyakini bahwa ia memiliki perasaan itu karena pemberian tuhan dari lahir (given), tetapi sebagian lagi mengatakan sebai pilihan sadar atau kibat pengalanman traumatis padamasa lalu.
Mengacu pada teori penyebab homoseksual, dr. Wimpie Pangkahila mentebutkan ada empat kemungkinan penyebab homoseksual dan lesbian
1.      Factor Biologis
Yakni adaanya kelainan di otak atau genetic
2.      Factor Psikodimanik
Yaitu adanya gangguan perkembanagn psikoseksual pada masa kanak-kanak.
3.      Factor Sosiokultural
Yakni adat istiadat yang memberlakukan hubungan homoseks dengan alasa tertentu yang tidak benar.
4.      Factor Lingkungan
Yaitu keadaan lingkungan yang memungkinkan dan mendorong pasangan homoseksual menjadi erat.
b.      Penyalahgunaa Narkotika
            Pengunaa narkotika di bidang kedokteran , penilitian, dan pengumbanga ilmu pengetahuan  dapat memberi manfaat  bagi manusia. Sebaliknya jika narkotika digunakan tidak sesuai dengan norma agama dan masyarakat akan menyebab kan prilaku menyimpang. Jenis-jenis narkotika antara lain ganja, candu, putaw, sabu-sabu, morfin, heroin. Setidak nya ada empat alasan  orang menggunaka narkotika:
1.      Ingin menghilangkan atau mengurangi rasa takut
2.      Ingin menghilangkan rasa malu atau minder
3.      Ingin menghilangkan kesulitan atau permasalahan hidup meskipun hanya sebentar
4.      Ada yang hanya sekedar ingin coba-coba supaya tidak ke tinggalan zaman
          Penggunaan narkotika pada tingkatan dan waktu tertentu akan mengakibatkan ke tergantungan. Bahkan bisa menngakibatkan seseorang berbuat menyimpang seperti melakukan tindak pembunuhan, pemerkosaan, dan perampokan
c.      Perkelahian antar pelajar
Perkelahian pelajar atau tawuran selalu di awali dengan adanya suatu konflik antara ke dua pelajar atau lebih yang berlainan sekolah. Perkelahian pelajar atau tawuran menjadi suatu permasalahan yang serius karna peserta tawuran cenderung mengabaikan norma-norma yang ada, mebabi buta, melibatkan korban yang tiak bersalah dan merusakan benda-benda yang ada disekitar nya. Akibatnya, tawuran mendatang kan bentuk penyimpangan lain seperti perusakan, penganiayan, bahkan pembunuhan
d.      Alkoholisme
Minuman alcohol mempunyai efek negative terhadap saraf . alkhol dapat mengakibatkan mabuk sehinga seseorang tidak dapat berfikir secara normal . akibatnya, sorang pemabuk mudah melakukan yang tidak terkendali baik secara fisik, sosial, maupun psikologis sehinga merugikan dirinya dan orang lain.
e.      Penyimpangan dala gaya hidup yang lain dari biasanya
Contoh penyiumpangan dari gaya hidup yang lain dari biasasnya adalah sebagai berikut.
1.      Sikap arogansi, adalah sikap kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seprti kekayaan, kekuasaan, dan kepandaian. Sikap arogansi bisa saja dilakukan oleh seseorang yang ingin menutupi kekurangan yang dimilikinya.
2.      Sikap eksentrik, adalah perbuatan yang menyimpang dari biasanya sehingga dianggap aneh, seperti anak laki-laki memakai anting-anting, perempuan memeki anting-anting di lidahnya dan seniman berambut gondrong.
Faktor-faktor kenakalan remaja
Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri. Baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
A.      Faktor internal:
1.      Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2.      Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
        B.   Faktor eksternal:
1.      Keluarga dan Perceraian orangtua
                Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan emosi para anggotanya (terutama anak). Kebahagiaan ini diperoleh apabila keluarga dapat memerankan fungsinya secara baik. Fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Secara psikososiologis keluarga berfungsi sebagai :
1.      Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya.
2.      Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis.
3.  Sumber kasih sayang dan penerimaan.
4.   Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik.
5.   Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap tepat.
6.   Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan.
7.   Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri.
8.   Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat.
9.   Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi.
10.  Sumber persahabatan/teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah. 
           Hubungan cinta kasih dalam keluarga tidak sebatas perasaan, akan tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab, perhatian, pemahaman, respek dan keinginan untuk menumbuh kembangkan anaka yang dicintainya. Keluarga yang hubungan antar anggotanya tidak harmonis, penuh konflik, atau gap communication dapat mengembangkan masalah-masalah kesehatan mental (mental illness) bagi anak. Motivasi dan keberhasilan studi salah satunya di pengaruhi oleh lingkungan keluarga, apakah orang tua terlalu mementingkan disiplin atau memberikan kebebasan dari pada di siplin, ternyata keserasian atau keseimbangan keduanya sangat di perlukan. Peranan yang di harapkan dari orang tua bagi anak adalah :
A. Peranan Ayah
           Walaupun seorang anak tidak dengan terang-terangan meminta ayahnya untuk bersikap demikian tetapi pada umumnya anak-anak mengharapkan bahwa fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan. Di dalam proses sosialisasi, seorang ayah dapat harus dapat menanamkan hal-hal yang kelak di kemudian hari, merupakan modal utama untuk dapat bertahan sendiri. Misalnya nilai kejujuran, nilai kewibawaan dan rasa tanggung jawab.
B. Peranan Ibu
      ibu sangat berperan penting dalam keluarga. Karena sebagian besar anak lebih dekat dengan ibunya. Kasih saying ibu sangat di butuhkan dalam pembentukan sikap anak yang baik.       
2.      Teman sebaya yang kurang baik
             Kelompok sepermainan  dan peranannya belum begitu tampak pengaruhnya pada masa kanak-kanak, walaupun pada masa itu seorang anak sudah mempunyai sahabat-sahabat yang terasa dekat sekali dengannya. Sahabat-sahabat itu memang di perlukan sebagai penyaluran berbagai aspirasi yang memperkuat unsur-unsur kepribadian yang di peroleh dari rumah. Sudah tentu bahwa sahabat juga cenderung dan memilki kesempatan yang besar untuk memberikan pengaruh yang baik dan benar, walaupun tidak mustahil bahwa ada sahabat yang memberikan pengaruh yang kurang baik. Kelompok sahabat tersebut berkembang dengan lebih luas, perkembangan lebih luas itu antara lain di sebabkan karena bertambah luas ruang lingkup pergaulannnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Secara sosiologis lingkungan budaya merupakan hasil lingkungan sosial. Hal ini di sebabkan, oleh karena kebudayaan merupakan hasil karya, hasil cipta dan hasil rasa yang di dasarkan pada karsa. Lingkungan budaya identik dengan nilai-nilai. Suatu nilai merupakan pandangan yang baik atau buruk mengenai sesuatu. Biasanya nilai-nilai terbentuk dari hasil pengalaman berinteraksi. Dari proses berinteraksi dengan pihak-pihak lain, manusia akan mendapatkan pandangan-pandangan tertentu mengenai sesuatu mengenai interaksi tersebut. Pengaruh lingkungan sosial maupun budaya sebenarnya tidak berlangsung secara langsung terhadap anak-anak. Pengaruh tersebut berlangsung melalui unsur-unsur tertentu dalam masyarakat.
3.  Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Lingkungan sosial adalah segala faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan pribadi manusia, yang berasal dari luar diri pribadi.Secara sosiologis lingkungan budaya merupakan hasil lingkungan sosial. Hal ini di sebabkan, oleh karena kebudayaan merupakan hasil karya, hasil cipta dan hasil rasa yang di dasarkan pada karsa. Lingkungan budaya identik dengan nilai-nilai. Suatu nilai merupakan pandangan yang baik atau buruk mengenai sesuatu. Biasanya nilai-nilai terbentuk dari hasil pengalaman berinteraksi. Dari proses berinteraksi dengan pihak-pihak lain, manusia akan mendapatkan pandangan-pandangan tertentu mengenai sesuatu mengenai interaksi tersebut. Pengaruh lingkungan sosial maupun budaya sebenarnya a tidak berlangsung secara langsung terhadap anak-anak. Pengaruh tersebut berlangsung melalui unsur-unsur tertentu dalam masyarakat.
          Sebagai sentral dan sekaligus anggota masyarakat, keluarga mempunyai inter-relasi dengan masyarakat di luar dirinya. Sehingga setiap individu dalam suatu keluarga berusaha untuk membawa citra keluarga di dalam masyarakat. Alam kehidupan sosial, tentu saja keluarga tidak terlepas dari kondisi-kondisi keluarga yang ada dalam masyarakat tersebut, baik norma-norma maupun nilai-nilai yang berlaku. Karena pada dasarnya norma dan nilai yang ada dalam masyarakat akan berpengaruh terhadap tindakan –tindakan yang akan di jalankan oleh keluarga. Norma dan nilai yang berlaku pada masyarakat bersifat kolektif dan mengikat, sehingga keluarga harus dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku. Penyesuaian diri dengan lingkungan sosial di sebut sosial adjustment. Oleh karena manusia juga berhubungan dengan masyarakat maka tingkah lakunya tidak saja harus menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan lingkungan sosialnya. Penyesuaian ini merupakan penyesuaian tingkah laku terhadap linkungan, di mana di dalam lingkungan tersebut terdapat aturan-aturan atau norma-norma yang mengatur tingkah laku dalam lingkunan sosial tersebut. Lingkungan permainan anak-anak tentu saja berbeda dengan lingkungan orang-orang dewasa. Demikianlah, seorang mulai dari kecil di tuntut oleh lingkungannya untuk bertingkah laku seperti yang diatur  dan di kehendaki oleh lingkungannya. 

NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Ada 4 hal dalam singkatan itu. Narkotika yaitu zat-zat alamiah maupun sintetik dari bahan yang dapat menimbulkan candu yang mempunyai efek menurunkan atau mengubah kesadaran.  Alkohol merupakan zat aktif dalam berbagai minuman keras. Di dalam alkohol terkandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat. Kemudian psikotropika yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif, yaitu perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan zat-zat adiktif adalah zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan. Zat-zat ini berbahaya karena bisa mematikan sel otak.
a.  Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya. Seperti ungkapan api kecil adalah kawan dan jika menjadi besar adalah lawan.  Ini ungkapan yang sangat pas untuk menggambarkan tentang narkoba.
               Dalam dunia medis, narkoba bisa menjadi obat-obat yang berkhasiat untuk penyembuhan. Penggunaan narkoba dalam dunia medis adalah legal. Nah yang menjadi penyalahgunaan adalah ketika seseorang yang mengkonsumsi narkoba tanpa adanya pengawasan dari seorang ahli kesehatan atau dokter. Bila seseorang menggunakan narkoba tanpa adanya pengawasan dari dokter akan sangat membahayakan si pengguna karena umumnya narkoba mengandung zat-zat beracun yang bisa menyebabkan pengguna narkoba akan selalu ketergantungan atau kecanduan terhadap obat-obatan tersebut, merusak organ-organ tubuh, mempengaruhi berkurangnya daya pikir seseorang atau membuat pikiran  menjadi tidak rasional dan kerusakan otak secara permanen. Akibat yang lebih mengerikan lagi adalah berujung pada kematian.
b. Minuman Keras
Jika kita minum alkohol dalam jumlah banyak dapat menekan aktivitas otak bagian atas, sehingga menghilangkan kesadaran. Pemakaian alkohol dalam jangka waktu lama dapat menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat obatan, mengurangi timbunan vitamin A dalam hati, meningkatkan aktivitas zat-zat racun yg terdapat pada hati dan zat zat yg dapat menimbulkan kanker, menghambat pembentukan protein dan menyebabkan gangguan fungsi hati. Pemakain alkohol dapat menyebabkan ketagihan sehingga termasuk dalam zat adiktif.
c.  Bahaya Lem
Lem mejadi sesuatu hal yang sangat membahayakan jika salah digunakan. Salah satu contohnya lem Aica aibon yang banyak dipakai anak dan remaja karena harganya murah dan memabukkan. Zat yang ada dalam lem Aica aibon adalah zat kimia yang bisa merusak sel-sel otak dan membuat kita menjadi tidak normal, sakit bahkan bisa meninggal. Salah satu zat yang terdapat di dalam lem Aica aibon adalah Lysergic Acid Diethyilamide (LSD).




d. Rokok
Rokok dapat menyebabkan banyak penyakit yaitu :
1. Penyakit jantung
 2. Penyakit paru
 3. Kanker paru dan kanker lainnya
4. Diabetes
5. Impotensi                              
6. Menimbulkan Kebutaan
7. Penyakit mulut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar